Ngeselin banget, kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan berimbas ke Tanjungpinang. Kalau tahun2 sebelumnya visibility masih diatas 3000 meter, lha tahun ini parah. Selama bulan September aja, Airnav Distrik Tanjungpinang udah ngusulin penerbitan NOTAM Visibility below minima sebanyak 10 kali.
10 kali itu bukan dari awal bulan lho, tapi dari tanggal 26 Sep 2015 atau 4 hari terakhir bulan September 2015. Letak Tanjungpinang yang berada ditengah - tengah antara Sumatera dan Kalimantan menyebabkan kabut asap datang silih berganti. Kalo angin dari Timur, ya asap rasa Kalimantan, kalo angin dari Barat ya asap dari Sumatera. Ditambah lagi musim kemarau yang berkepanjangan plus angin yang hanya berhembus sepoi2 membuat asap betah di Tanjungpinang.
Bandara RHF Tanjungpinang masih belum ada apa2nya jika dibandingkan dengan beberapa Bandara di Sumatera dan Kalimantan yang terpaksa harus berjibaku dengan jarak pandang yang rendah. Banyak penerbangan yang dibatalkan.
Bayangkan, berapa banyak kerugian yang ditimbulkan. Penumpang gak bisa berangkat, maskapai penerbangan yang merugi, komunitas bandara dan lain juga ikut merugi.
Oh iya, silahkan juga baca Visibility Below Minima