Ini dia, sempet membuat heboh
dunia persilatan (sorry, maksud ane dunia penerbangan), adanya penumpang gelap
yg menyusup dalam ruang roda pesawat, dan ikut dalam penerbangan dari Pekanbaru
ke Jakarta. Aksi nekat yg bener2 membuat ane bertanya-tanya, apa motivasi “penumpang
gelap” ini masuk ke ruang roda pesawat.
Sebutla si “Bunga”, penumpang
gelap ini, menurut beberapa artikel yg ane baca di media massa, sebelum
melancarkan aksinya, doi mempelajari dulu cara2 menumpang secara ilegal ke
dalam pesawat udara. katanya sih lihat di internet, dan survey lapangan,
mempelajari (bahasa gaulnya : ngegambar) kondisi lapangan supaya aksi yg
dilancarkan bisa berjalan dengan sempurna. Dan ternyata bener kan, aksinya
berjalan dengan sempurna. Si “Bunga” berhasil masuk dan menyusup ke dalam ruang
roda pesawat dan ikut penerbangan ke Jakarta.
Sampe sih di Jakarta, tapi nyawa
nyaris melayang. Kondisi tubuh si “Bunga” lemah dan dari telinganya keluar
darah. Trus ditangkep pula sama keamanan Bandara. Diinterogasi, ditahan, dan
gak tau lagi trus diapain. Yg jelas doi sukses masuk tipi, walaupun dengan cara
yg gak baik.
Nah, yg jadi pertanyaan ane, koq
doi bisa masuk ya ke Bandara? Padahal Bandara kan dipagerin, pagernya tinggi,
trus ada duri2nya, trus karatan pulak. Gak cuma itu, emangnya doi gak belajar
fisika ya? Tekanan udara di atas (30 ribu feet) dengan tekanan udara di darat
kan beda. Kerapatan udaranya juga berbeda lho. Masih syukur bisa bernafas dan cuma
keluar darah aja dari telinga, resiko nyawa melayang jg menghantui soalnya.
Belum lagi resiko jatuh dan
kalaupun gak jatuh, suhu udara di ruang roda pesawat pasti panas banget tuh. Gesekan
ban pesawat dengan runway kan menghasilkan panas, dan pada saat setelah lepas
landas, roda dilipat masuk, artinya suhu ruangan roda pesawat juga menjadi
panas.
Itu dari sisi keselamatan si
pelaku. Kalo dari sisi keselamatan dan keamanan pesawat, ada kemungkinan pelaku
melakukan sabotase terhadap pesawat. Artinya keselamatan pesawat dan isinya
terancam. Walaupun doi cuma numpang aja, tapi kalo sempet doi pengsan trus
tubuh doi tanpa sengaja mengganggu kerja sistem hidrolik ataupun kabel2
pesawat, kan berabe juga bro. Nyawa sekian banyak orang jadi beresiko melayang.
Tapi ini juga pelajaran buat kita
semua, baik orang awam penerbangan, insan penerbangan, kejadian ini banyak
hikmah yg bisa kita ambil. Buat pelaku, aksi seperti ini tidak hanya
membahayakan nyawa pelaku saja, namun nyawa orang banyak, terutama penumpang dan
kru pesawat tersebut. Gak cuma itu, gara2 aksi pelaku, GM Bandara SSK II yg
baru hitungan hari dilantik, langsung kena copot, padahal ane yakin doi belum
paham2 kali tentang Bandara yg dipimpinnya. Walaupun itu adalah resiko jabatan,
namun kesian juga sih bapak itu, baru aja dilantik, eh udah kena copot.
Pelajaran buat pengelola Bandara,
aksi pelaku secara tidak langsung telah membuktikan bahwa sistem keamanan
Bandara belum sempurna, masih bisa ditembus. Pagar parimeter masih bisa dibobol
orang luar, keamanan Bandara kecolongan. Artinya pengawasan harus ditingkatkan,
dan kesiapan fasilitas keamanan harus terus dijaga.
Trus ini tanggung jawab siapa? Ya
tanggung jawab semua, termasuk orang2 yg tinggal di lingkungan Bandara. Kalo melihat
ada orang, hewan, atau sesuatu yg berpotensi membahayakan keamanan dan
keselamatan penerbangan, agar segera melapor kepada pihak pengelola Bandara. Pengelola
Bandara tidak akan sanggup menjaga keselamatan dan keamanan Bandara tanpa
dibantu oleh masyarakat dan juga orang2 yg bekerja di lingkungan Bandara.
Ini adalah tanggung jawab kita
semua...