Sodara2 tau Tim SAR? Pernah denger yang namanya BASARNAS? Ane yakin sodara2 pasti pernah denger apa itu Tim SAR dan apa itu BASARNAS. Kalo gak tau, ane pikir ente2 kebangetan. :p
Pekerjaan ane di Airnav, memiliki hubungan sangat erat dengan SAR. Bahkan Airnav Indonesia Kantor Cabang Pratama Tanjungpinang memiliki Perjanjian hitam di atas putih dengan Kantor SAR Tanjungpinang. Tujuannya adalah memudahkan koordinasi apabila terjadi musibah pesawat udara yg berada dalam tanggung jawab Airnav Tanjungpinang.
Gak cuma perjanjian hitam di atas putih aja sodara2. Pada saat Kantor SAR Tanjungpinang melakukan latihan SAR, Airnav Tanjungpinang terlibat. Dan itu rutin dilakukan setiap tahunnya. Latihan SAR rutin dilakukan untuk meningkatkan kinerja Tim SAR dan unsur2 lain sebagai pendukungnya.
Ada yg namanya SAR Indopura, latihan SAR gabungan Indonesia dan Singapura. Skenarionya macam2, terkadang diskenariokan pesawat jatuh, terkadang kapal tenggelam, dll. Di latihan tersebut dilibatkan semua unsur, dari SAR Tanjungpinang, SAR Singapura, TNI, POLRI, dan sudah tentu Airnav Tanjungpinang. Latihan ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan tiap2 personil masing2 Instansi dan juga melatih koordinasi di lapangan. Ada juga Latihan SAR intern saja, tidak melibatkan negara asing. Kegiatan ini rutin dilaksanakan.
Ane beberapa kali datang berkunjung ke Kantor SAR Tanjungpinang, dan menyaksikan sendiri bagaimana rekan2 kita di Kantor SAR sedang berlatih mengasah kemampuan. Biar bagaimanapun, Tim SAR Indonesia sangat diakui dunia ketangguhannya.
Ane sedikit menceritakan pengalaman ane terlibat dalam misi SAR pada saat musibah pesawat M28 milik POLRI yg jatuh di perairan Lingga Kepulauan Riau. Hari itu adalah Hari Sabtu, dimana pada saat itu ane sedang bersiap ke Kantor. Biasa sodara2, kalo tanggal merah, ane datang ke Kantor agak telat. Petugas ATC Radar menghubungi ane via telpon dan melaporkan bahwa Singapura melaporkan pesawat POLRI P4201 rute PAngkalpinang - Batam hilang kontak dengan Radar Singapura. Ane langsung lapor ke Pak GM Airnav dan kemudian kami sama2 ke Radar. Petugas di Radar pun segera koordinasi dengan ATS Unit di Dabo Singkep. Menurut laporan ATC Singapura, posisi terakhir pesawat ada di atas perairan Lingga. Rupanya menurut informasi dari ATS Dabo, pesawat tersebut tidak ada kontak dengan Dabo.
Kami langsung lapor ke Kantor SAR Tanjungpinang. Dari posisi terakhir pesawat yg dilaporkan ATC Singapura, kami langsung plot untuk mendapatkan koordinat lokasi terakhir. Dengan data2 yang kami dapatkan, kami lengkapi dan laporkan ke Kantor SAR untuk segera ditindaklanjuti. Siang itu juga ane dan Pak GM merapat ke Kantor SAR.
Ternyata, pada saat sampai Kantor SAR, Pak Kepala Kantor SAR Tanjungpinang beserta jajaran sudah stand by. Dan ternyata, kapal SAR sudah meluncur ke Lokasi (koordinat yg kami berikan). Dan ane baru tau, kerja Tim SAR sangatlah sistematis dan cepat. Pada saat ane sampai, ruang operasi SAR sudah sibuk. Data2 ditulis dengan cermat dan cepat. Koordinasi dengan kapal juga dilakukan dengan intensif. Bahkan koordinasi dengan instansi terkait seperti POLRI dan TNI juga sudah dilakukan, termasuk dengan SAR Singapura. Bahkan hari itu Singapura mengirimkan bantuan tiga pesawat untuk membantu pencarian. Luar biasa, disaat musibah terjadi, nilai kemanusiaan menjadi nomor satu. Semua bekerja dengan serius dan semangat. Bahkan sampai gak ingat lapar.
Sampai pada akhirnya kami mendapat laporan dari saksi mata, sekelompok nelayan di lokasi. Dari mereka kami mendapat koordinat pasti jatuhnya pesawat. Dan dipastikan juga memang itu pesawat dimaksud, karena dilokasi juga ditemukan barang2 termasuk manifest pesawat.
Misi SAR terus berlanjut. Dua Helikopter dan satu buah pesawat milik POLRI ikut membantu pencarian. Ditambah lagi Helikopter BASARNAS dan sebuah pesawat milik TNIAL ikut membantu pencarian. Ane terus berkoordinasi dengan Kantor SAR Tanjungpinang. Berdasarkan laporan dari temen2 ATC yg berdinas di Radar, segala informasi pergerakan pesawat yg terlibat dalam misi SAR ini ane laporkan ke Kantor SAR Tanjungpinang.
Operasi SAR dilaksanakan selama tujuh hari dan ditambah tiga hari dan kemudian ditutup pada tanggal 12 Desember 2016 untuk kemudian diturunkan statusnya menjadi siaga 1. Puing pesawat dibawa ke Polair Tanjungpinang, sedangkan jenasah dan barang2 korban dibawa ke Polda Kepri untuk kemudian diidentifikasi oleh tim DVI Polda Kepri.
Salut buat Tim SAR yg bekerja siang malam tak kenal lelah, baik yg di lokasi maupun yg di Kantor SAR Tanjungpinang. Pada hari penutupan operasi, ane hadir di Kantor SAR dan bertemu para petugas di lapangan. Dan ternyata gak semuanya didominasi oleh laki2, ada juga perempuannya. Satu kata yg bisa ane ucapkan untuk mereka, "HEBAT...!!!"
Tidak ada satu orangpun yg menginginkan musibah terjadi. Semua adalah kehendak Allah SWT. Semoga arwah para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Amin...