Artikel ini terinspirasi kejadian
beberapa waktu yg lalu. Gara2 Transponder bermasalah, penerbangan tertunda.
Lha, emang apa sih itu Transponder? Koq sampe segitunya, emang seberapa penting
sih peranan Transponder terhadap penerbangan. Seperti biasa, ane akan jelaskan
Transponder tidak dalam bahasa teknis, melainkan dalam bahasa alexander
soewondo agar lebih mudah dipahami oleh temen2 yg memang awam di dunia
penerbangan.
Transponder adalah singkatan dari
Transmitter Responder. Transponder adalah alat yg dipasang di pesawat yg
berguna untuk memberikan data (posisi, ketinggian, dan kecepatan pesawat)
kepada Radar sebagai alat bantu ATC dalam memberikan pelayanan lalu lintas
udara. Cara kerjanya sederhana aja Bos, antena radar memancarkan gelombang
elektromagnetik dan ditangkap oleh transponder, transponder memberikan respon
dengan mengirimkan gelombang elektromagnetik yg ditangkap oleh radar dan
kemudian ditampilkan dalam bentuk target yg muncul di display radar.
Tidak hanya target yg muncul di
display radar, namun ada tambahan label 4 angka yg bertujuan untuk membedakan
setiap pesawat. Dengan kata lain, label 4 angka tersebut adalah identitas dari pesawat
(penerbangan) tersebut. Kombinasi 4 angka tersebut diberikan oleh ATC kepada
pilot dengan tujuan untuk memudahkan daam mengidentifikasi setiap pesawat. 4
angka tersebut dinamakan “sqwack number”.
Mekanismenya begini, ATC akan
memberikan sqwack number ke pesawat pada saat memberikan ATC Clearance. Pilot
akan memasukkan sqwack number tersebut pada peralatan di pesawat. ATC juga akan
memasukkan data pesawat sesuai dengan sqwack number nya sehingga otomatis
callsign pesawat akan muncul di display radar. Jadi kalo pilot salah memasukkan
sqwack number, maka di display radar hanya akan muncul 4 angka, bukan callsign
pesawat tersebut. ATC akan mengkonfirmasi ulang kepada pesawat sampai data yg
dimasukkan benar. Dan ada satu lagi yg harus diketahui, angka yg digunakan
untuk sqwack number adalah angka 0,1,2,3,4,5,6, dan 7 saja. Jadi tidak ada
angka 8 dan 9.
Pemberian kombinasi angka atau
sqwack number tidaklah sembarangan. Ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
kesamaan kombinasi angka pada dua pesawat atau lebih. Caranya gimana? Gampang
aja, untuk satu ATC Unit, angka yg sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi
pada pesawat lain. Dan untuk masing2 ATC Unit diberikan daftar sqwack number yg
boleh digunakan dan berbeda dengan ATC Unit yg lainnya. Jadi Palembang dan
Medan akan memiliki alokasi sqwack number yg tidak sama. Begitu juga Makassar
dan Jakarta, pasti akan berbeda.
Dan tidak sesimpel itu juga Bos,
masih ada lagi fungsi penting dari Transponder. Ada kode2 tertentu yg bisa
memberitahukan kondisi pesawat tanpa si Pilot harus report kepada ATC. Semisal
Emergency, Pilot menset transponder pada A7700, dan ATC menafsirkannya sebagai
emergency. A7600 untuk communication failure dan A7500 untuk hijacking
(pembajakan). Ini semua ada prosedur penanganannya masing2, Pilot dan ATC tau
apa yg harus dilakukan dalam kondisi seperti ini.
Nah, trasponder itu gak hanya untuk
menentukan posisi pesawat, namun juga bisa memberikan informasi mengenai
kecepatan dan ketinggian, bahkan bisa dijadikan alat bantu membaca posisi
pesawat terhadap pesawat yg lainnya agar tidak bertabrakan. Macem2 dan sangat
membantu tugas ATC dalam memberikan pelayanan lalu lintas udara. Keselamatan lebih
terjamin, penerbangan lebih efisien, dan pelayanan lalu lintas udara bisa lebih
maksimal.
Nah, kembali ke paragraph pertama
dimana ane bilang penerbangan tertunda akibat transponder bermasalah. Pilot tidak
mau terbang lantaran ternyata peralatan trasponder di pesawatnya tidak bisa
diset. Jadi angka nya gak bisa dirubah. Sebenarnya sih, transpondernya tetep
berfungsi dan bisa ditangkap oleh radar, namun angkanya tidak bisa dirubah. Lha...???
Trus masalahnya dimana?
Gini bos, dalam penerbangan
tersebut, apabila terjadi emergency, communication failure, atau hijacking,
maka Pilot tidak dapat menset trasponder ke kombinasi angka2 yg ane sebutin di
atas tadi. artinya itu sudah melanggar aturan, walaupun tidak terjadi apa2 dan
penerbangan selamat, tetep aja itu salah. Jadi adalah wajib bagi pilot untuk menolak
terbang apabila transponder bermasalah. Bukan hanya karna aturan, namun ini
demi keselamatan semua.
om... info yang berguna dan mantap bagi inyong.. kalo boleh saran pake gambar dunk... biar gak membayangkan ke mana mana... salam mas bedjo...
ReplyDeletehi hi hi... makasih om atas perhatiannya... cuma kalo mau poto mesti naik ke pesawat, ane takut ntar mbak2 pramugari pada jatuh cinta sama ane...
ReplyDeleteKenapa cuma sampe 7?? 8 & 9 kenapa ??
ReplyDeleteMr Heru Adi : sistemnya memang begitu mas...
ReplyDeletekalo mau di tambah dengan angka 8 dan 9, artinya perangkat di dart dan di pesawat harus dirubah juga, menyesuaikan sistem yg baru...