Hal yg paling tidak diharapkan
oleh penumpang dikala bepergian dengan menggunakan jasa angkutan udara. Apapun
itu, yg namanya delay pasti gak enak. Apalagi kalo kita bepergian menggunakan
pesawat udara. Terkadang rencana bisa batal gara2 pesawat yg kita tumpangi
mengalami keterlambatan.
Tapi perlu kita ketahui juga,
bahwasanya delay itu tidaklah murni hanya kesalahan Maskapai Penerbangan.
Inilah yg bakal kita bahas kali ini. Kalo pesawat rusak, atau mengalami masalah
operasional yg menyebabkan jadual penerbangan harus ditunda, memang, itu
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Maskapai Penerbangan yg bersangkutan.
Dan pemerintah juga sudah mengeluarkan aturan yg berisi apa2 saja yg menjadi
tanggung jawab Maskapai Penerbangan disaat pesawat mengalami keterlambatan.
Misalnya kalo terlambat sekian menit, Maskapai Penerbangan harus menyediakan
makanan kecil untuk penumpang. Lalu kalo sekian menit harus bagaimana, semua
ada bahkan sampai menyiapkan konpensasi uang Rp 300 rebu untuk keterlambatan
lebih deri sekian jam. Dan lain sebagainya.
Lha, trus apa2 aja yg menjadi
penyebab keterlambatan pesawat yg memang bukan sepenuhnya kesalahan dari
Maskapai Penerbangan...??? Yuk, kita bahas satu per satu. Ane akan ambil contoh
kejadian2 yg terjadi di Bandara Raja Haji Fisabililah, dan beberapa kejadian yg ane alami atau
saksikan sendiri yg terjadi di Bandara lain.
Beberapa kali ane lihat, pesawat
sudah boarding, penumpang belum datang. Dan untuk memberikan pelayanan terbaik,
terkadang Maskapai Penerbangan rela menunggu beberapa menit sampai penumpang
itu datang. Padahal kan ada aturannya bahwa check in ditutup 30 menit sebelum
keberangkatan. Dan perlu diketahui juga bahwa pesawat itu terbang gak cuma
Tanjungpinang – Jakarta trus parkir nunggu besok berangkat lagi, gak gitu Cuy.
Begitu landing Jakarta, pesawat bakal terbang lagi ke Bandara lain semisal ke
Surabaya, trus lanjut ke Makassar, trus lanjut ke Manado misalkan, trus lanjut
ke Jayapura. Lha kalo di setiap bandara pesawat mesti delay gara2 nunggu
penumpang yg telat datang, semisal 15 menit aja, berarti pesawat tiba di tujuan
yg terakhir di Jayapura bisa terlambat satu jam lebih kan. Itu kalo penumpang
biasa, lha gimana lagi kalo penumpangnya adalah pejabat? Tidak bisa dipungkiri,
bisa lebih dari 15 menit nunggunya. Ini fakta Cuy, bukan mengada-ngada.
Kenyataan yg mau gak mau harus diakui.
Itu baru urusan nunggu penumpang,
ada lagi Cuy yg gak bisa dihindari yaitu dikala pesawat harus antri untuk
mendarat di Bandara2 besar yg padat traffic nya seperti di Jakarta. Lha di
Cengkareng itu runway nya cuma dua, yg mau mendarat banyak, yg mau lepas landas
juga banyak, mau gak mau kan mesti ngantri. Coba deh bayangin, kalo satu pesawat
menggunakan runway memakan waktu 3 menit, lha kalo ada sepuluh pesawat yg akan
menggunakan runway, artinya kan pesawat yg kesepuluh terdelay 30 menit.
Belum lagi kalo ternyata di
bandara keberangkatan atau Bandara tujuan ada kejadian penting, seperti latihan
militer, pergerakan VIP (Presiden atau Wapres), Latihan Penanggulangan Keadaan
Darurat, dan lain2 yg menyebabkan penerbangan harus ditunda. Masih ada lagi Cuy
hal yg bisa menyebabkan pesawat delay, misalkan runway rusak karena suatu hal
semisal kesamber petir, runway banjir, terjadi bencana alam yg menyebabkan
runway gak bisa dipake, atau cuaca buruk dan juga kabut asap yg menyebabkan
jarak pandang berkurang.
Terkadang kita sebagai pengguna
jasa penerbangan, dalam hal ini sebagai penumpang, menjadi marah, kesel, sebel
gara2 pesawat yg kita tumpangi harus delay. Tapi kita sendiri gak mau tau
kesulitan yg dihadapi oleh Maskapai Penerbangan. Padahal sebenarnya yg rugi gak
hanya kita para penumpang yg terhormat, tapi juga Maskapi Penerbangan termasuk
juga Kru Pesawat. Lha kita sampe tujuan langsung bisa istirahat, kalo Kru
Pesawat kan gak istirahat, masih harus terbang lagi ke tujuan lain beserta
penumpang yg lain lagi. Wajar sih kalo kita kecewa, kita kan dah beli tiket
mahal2, maunya ya dapet pelayanan terbaik downk. Ya cuma kita mesti ngeti juga,
masih ada orang2 yg lebih lelah dari kita.
Ini tulisan bukannya mau
ngebelain Maskapai Penerbangan atawa Kru Pesawat, tapi tujuan ane hanya ingin
menambah cakrawala kita terhadap hal2 seperti ini agar kita semakin dewasa
dalam menghadapi kejadian2 yg tidak kita harapkan ini. Bukan malah jadi
provokator yg justru membuat keruh suasana. Pemerintah sudah membuat aturan,
Maskapai Penerbangan harus mentaatinya. Emangnya kalo kita marah2 trus bakar
counter chek in, pesawatnya jadi tepat waktu? Ya gak juga Cuy, gak ngaruh,
malah bisa jadi gak terbang sama sekali ngurusin chek in counter yg kobong karena
kita bakar. Tidak semua keterlambatan adalah kesalahan Maskapai Penerbangan.
Trus gimana kalo ternyata ada
Maskapai Penerbangan yg nakal, yg tidak mematuhi aturan yg telah dibuat
pemerintah? Solusinya tetep ada, kita bisa melaporkan kejadian ini ke petugas
di Bandara yg memang sudah diberi wewenang untuk mengawasi hal2 seperti ini.
Ambil contoh di Bandara Raja Haji Fisabilillah, ditempel nomor telepon petugas
yg bertanggung jawab untuk menyelesaikan hal2 seperti ini. Atau juga bisa kita
beri masukan dan komplain melalui kotak saran yg memang sudah disediakan pihak
Maskapai Penerbangan ataupun Bandara.
Nah, gitu Cuy. Jadi jangan
langsung emosi dan ngomel2 ke petugas dari Maskapai Penerbangan. Marah dan
kecewa itu wajar, namun tidak seharusnya diluapkan dengan sembarangan.
Penumpang ingin mendapatkan pelayanan yg terbaik, dan Maskapai Penerbangan
sudah pasti ingin memberikan pelayanan yg terbaik agar tidak ditinggalkan oleh
pelanggannya. Dan jangan lupa, ada Regulator yg memberikan pengawasan dan saksi
bila terjadi penyimpangan, yaitu pemerintah.
No comments:
Post a Comment