Saturday, November 2, 2013

Rubber Deposit

Beberapa kali ane baca di koran, nonton berita di tipi, atau cerita dari temen2 sesama ATC tentang kejadian pesawat yg tergelincir pada saat mendarat. Sebenarnya apa sih yg menyebabkan pesawat bisa tergelincir? Sodara2 sekalian, perlu ente2 pada ketahui bahwa sebenarnya banyak faktor yg menyebabkan pesawat bisa tergelincir, dari faktor cuaca, faktor pesawat, human factor, aquaplaning (genangan air di runway), sampai rubber deposit.

Sebenarnya masih banyak lagi penyebab pesawat bisa tergelincir, tapi terus terang aja dari lubuk hati yg paling dalam ane ungkapkan bahwa ane bukanlah seorang expert dalam hal ini. Nah, sekarang kita bahas tentang “rubber deposit”. Pertama kali ane denger istilah ini, yg ada dalam pikiran ane langsung ke ban pesawat versus aspal runway. Bahasa gampangnya sih, rubber itu kan karet, lha yg dari karet itu kan ban pesawat. Jadi rubber deposit itu bahasa mudahnya ya sisa karet ban pesawat yg menempel di runwway. Penyebabnya karena gesekan ban pesawat dan aspal runway yg menyebabkan karet ban terkikis dan menempel di runway.

Lha kalo sekali dua kali landing sih gak papa, rubber deposit gak banyak. Tapi kalo berkali kali landing, rubber depositnya kan ngumpul tambah banyak dan tebal. Ini yg bisa membahayakan keselamatan pendaratan. Apalagi kalo ujan, rubber deposit berubah menjadi monster yg membuat runway menjadi licin dan bisa menyebabkan pesawat tergelincir keluar runway.

Lalu bagaimana menanggulanginya? Ini kan sangat berbahaya kalo dibiarkan. Bandara memiliki Standard Operation Procedure (SOP) dalam penanganan rubber deposit ini. Dalam periode tertentu, rubber deposit harus dibersihkan. Caranya macem2, ada yg manual, ada yg pake kendaraan khusus, dan bahkan ada yg pakai cairan kimia. Semua memiliki keunggulan dan kekurangannya masing2 dan setiap bandara menggunakan metode yg berlainan sesiai dengan SOP masing2.

Adapun periode pembersihan rubber deposit disesuaikan dengan jumlah traffic yg menggunakan runway. Kalo seperti di Bandara Soekarno Hatta pesawatnya banyak ya harus lebih sering dilakukan daripada di Bandara Raja Haji Fisabilillah yg pesawatnya gak banyak. Trus biayanya darimana? Ya gampang aja, setiap pesawat yg mendarat, kan dipungut biaya landing fee oleh Bandara, ya dari biaya itulah digunakan untuk perawatan runway dan segala fasilitasnya termasuk pembersihan rubber deposit.

Ada satu pertanyaan lagi, kalo emang rubber deposit ini selalu ditangani sesuai dengan SOP, trus kenapa masih ada kasus pesawat tergelincir? Seperti yg ane tulis di paragraph pertama, banyak faktor yg berpengaruh terhadap insiden tergelincirnya pesawat di runway. Nanti kan bisa ketahuan, apa penyebabnya. Kapan terakir dilakukan pembersihan rubber deposit, apakah SOP diaplikasikan dengan baik, lalu masih validkah SOP dengan kondisi traffic terkini, dan lain2. Yg jelas, penanganan rubber deposit haruslah secara periodik dan disesuaikan dengan kondisi traffic dan dituangkan dalam SOP yg harus selalu diupdate setiap periode tertentu.

Semoga dapat menambah cakrawala kita di dunia penerbangan...

No comments:

Post a Comment

Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...