Friday, September 27, 2013

RI 2 di Bandara RHF

Pak Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono berencana datang ke Tanjungpinang dalam rangka membuka gelaran yg bertajuk “Tamadun Melayu” di Tanjungpinang. Acara yg akan diikuti juga oleh beberapa negara tetangga dan juga perwakian dari beberapa provinsi di tanah air.

Persiapan telah dilakukan dari beberapa hari sebelum kedatangan Pak RI 2. Dari pengamanan di Bandara RHF, jalur2 yg akan dilewati oleh rombongan dan pengamanan di lokasi. Semua dipersiapkan dengan matang. Semua ingin kegiatan berlangsung dengan aman dan lancar serta sukses bahagia sejahtera.

Bandara RHF melalui NOTAM Office juga telah menerbitkan NOTAM yg  juga telah didistribusikan kepada maskapai penerbangan yg beroperasi di Bandara RHF sehingga dapat menyesuaikan jadual penerbangannya agar tidak bentrok dengan pesawat yg membawa RI 2. Alhamdulilllah semua berjalan lancar, pesawat yg membawa RI 2 mendarat dengan mulus dan tidak ada maskapai penerbangan yg terdelay. ATC dan AMC Bandara RHF melakukan koordinasi yg baik dalam pengaturan parkir pesawat sehingga kegiatan operasional Bandara berjalan lancar.

Semua berjalan lancar, namun ada satu yg bikin om alex geleng2 kepala. Beberapa orang bertindak berlebihan dalam menyikapi kedatangan RI 2. Kalo udah dikasi estimate ya udah tunggu aja yg sabar, ntar kan dateng juga tuh pesawat. Tiap dua menit nanya posisi, emangnya kerjaan tower sama radar cuma mantau pesawat RI 2 aja. Banyak bos yg kita kerjaian, yg ada ente malah ngerusuhin kerjaan kita. Perlu ente ketahui, ATC tuh sekolah lho, ATC juga tau prosedur penanganan VVIP movement, ente tenang aja, ATC Bandara RHF berpengalaman nangani yg seperti ini.

Selamat datang Bapak Wakil Presiden RI Boediono di Tanjungpinang, semoga kegiatan berjalan lancar, aman dan terkendali. Serta kembali ke Jakarta dengan selamat.


Thursday, September 12, 2013

Goyang Caesar di Bandara RHF

Goyang Caesar lagi jadi fenomena. Berawal dari sebuah acara di salah satu stasiun tipi nasional, Goyang Caesar jadi meng-Indonesia. Bahkan sampai muncul goyangan2 lain yg mirip2 Goyang Caesar. Memang asek sih, gerakannya yg atraktif dan lebih seru jika dilakukan bersama-sama.

Ternyata ada juga karyawan Bandara RHF yg bisa melakukan Goyang Caesar. Adalah Bro Yogi yg merupakan karyawan dari Unit PKPPK yg sekarang sedang menimba pengalaman di sekretariat GM Bandara RHF yg jago melakukan Goyang Caesar. Terbukti pada saat acara peringatan HUT AP II di Bandara RHF, Bro Yogi didaulat untuk memimpin para pejabat Bandara RHF dan pejabat Instansi Mitra Kerja Bandara RHF untuk melakukan Goyang Caesar.

Berikut video nya...


Perayaan HUT AP II Bandara RHF

Angkasa Pura II berulang tahun yg ke-29 pada 13 Agustus 2013 yg lalu. Dan hari ini dilaksanakan acara perayaan HUT AP II di Bandara RHF Tanjungpinang. Sedikit terlambat namun tidak masalah karena yg penting kan gaji gak ikutan terlambat. (eh eh eh...)

Mengundang seluruh karyawan dan beberapa Instansi yg menjadi mitra kerja Bandara RHF, kegiatan berlangsung dengan lancar dan tertib. Diawali dengan acara jalan santai di kawasan Bandara RHF dan kemudian dilanjutkan dengan ramah tamah sembari menikmati hidangan makan dan minum yg telah disediakan panitia.

Seperti biasa, Pak GM Bandara RHF memberikan sepatah dua patah kata untuk lebih mengakrabkan suasana dan ditambah lagi hiburan musik orgen tunggal menambah meriahnya suasana. Dan tidak lupa pembagian hadiah juara lomba2 yg telah diadakan sebelumnya serta pembagian doorprise menambah semangat para undangan yg hadir.

Selamat ulang tahun Angkasa Pura II, maju terus menjadi pengelola Bandar Udara yg berkelas dunia dan memberikan pelayanan nomor satu kepada semua pengguna jasa penerbangan. Sukses terus Bandara RHF, perusahaan maju, konsumen puas, karyawan sejahtera...

Bravo RHF...!!!


Tentang Kecelakaan Pesawat

Kata2 yg sangat2 membuat bulu kuduk ane merinding. Sudah banyak kejadian pesawat mengalami kecelakaan baik itu yg tidak menimbulkan korban jiwa ataupun (ma’af kata) menimbulkan korban jiwa. Beberapa kasus kejadian kecelakaan pesawat yg melibatkan banyak korban jiwa yg bahkan tidak satupun korban diketahui keberadaannya lantaran pesawat tidak diketemukan.

Dan yg namanya kecelakaan pesawat, beritanya pasti jadi headline atau berita utama. Kalaupun di koran, pasti terpampang di halaman pertama dengan tulisan yg besar dan gambar yg besar. Namun ada juga beberapa kali ane melihat berita di televisi atawa di koran mengenai kecelakaan pesawat, ternyata didapatkan dari sumber yg salah sehingga berita yg ada menjadi salah.

Sebagai contoh, ada beberapa kasus yg memberitakan bahwa pesawat jatuh, padahal kejadian sebenarnya itu pesawat gak jatuh, tapi melakukan emergency landing. Kalo pesawat jatuh itu artinya pesawat tidak bisa dikendalikan, sehingga jatuh (crash). Lha kalo emergency landing, bisa terjadi semisal mesin pesawat mati, namun pesawat masih bisa dikendalikan sehingga pilot memutuskan untuk melakukan emergency landing dengan tujuan menghindari resiko celaka pada awak pesawat dan juga kerusakan pada pesawat. Masa’ si Pilot udah mati2an mendaratkan pesawat demi menghindari korban jiwa, eh dibilang tuh pesawat jatuh. Perasaan si Pilot pasti hancur berkeping-keping. Usahanya dipandang sebelah mata.

Nah, beberapa kasus juga banyak yg membahas penyebab terjadinya kecelakaan pesawat. Ada yg bilang ATCnya yg salah, ada yg bilang pilotnya yg salah, ada yg bilang ATC sama Pilot gak salah, yg salah yg di Penjara, macem2 asumsi orang yg bahkan bisa mengarahkan opini publik dalam menilai kasus kecelakaan. Yg berhak memberikan penjelasan mengenai kasus kecelakaan pesawat adalah KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), bukan petugas di lapangan, bukan tim penyelamat, bukan tukang gorengan yg kebetulan lewat, bukan juga pengamat penerbangan. Ane tegesin lagi, yg berhak memberikan klarifikasi mengenai kecelakaan pesawat adalah KNKT dalam hal ini adalah Ketua KNKT atau diwakili oleh juru bicaranya.

Kenapa KNKT...??? Karena KNKT lah yg turun langsung ke lokasi melakukan investigasi mencari tahu penyebab terjadinya kecelakaan pesawat tersebut. Dan perlu sodara2 ketahui, tujuan investigasi KNKT terhadap sebuah kejadian kecelakaan pesawat adalah bukan untuk mencari siapa yg salah, melainkan untuk mengetahui kenapa kecelakaan ini bisa terjadi. Dengan begitu dapat diketahui apa yg salah dalam kejadian ini sehingga bisa dilakukan perbaikan (sistem, prosedur, peralatan, SDM, dll) sehingga kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali.

Dan perlu diketahui juga, orang2 yg berada dalam KNKT itu bukanlah orang2 sembarangan, mereka terdiri dari berbagai unsur dan memiliki pengetahuan yg tinggi mengenai keselamatan penerbangan. Istilah kata, mereka ini orang sekolahan dan bersertifikat yg melakukan investigasi sesuai dengan aturan yg ada. Bukan orang yg hanya mengamati dari luar trus ngomong seenaknya dan membuat opini yg tak berdasar.

Nah, ane berharap, setelah sodara2 membaca artikel ini, wawasan menjadi sedikit bertambah, sehingga apabila ada pemberitaan mengenai kecelakaan pesawat udara tidak serta merta langsung teropinikan oleh pemberitaan tersebut. Cari tahu dulu sumber beritanya dari mana. Kalo bukan dari KNKT ya mending gak usah terlalu dipercaya.

Semoga bermanfaat...

Monday, September 9, 2013

Visibility Below Minima

Apakah itu? Seperti biasa, alexander soewondo akan membahas tidak menggunakan bahasa teknis maupun definisi, melainkan bahasa sehari-hari untuk memudahkan temen2 yg awam dunia penerbangan menjadi paham. Visibility belom minima adalah jarak pandang dibawah standard, bahasa gampangnya. Emang standardnya berapa? Nanti kita bahas satu per satu secara aktual, tajam, dan terpercaya.

Beberpapa waktu yg lalu kejadian seperti ini pernah ane alami, pesawat yg ane tumpangi dari Jakarta ke Tanjungpinang terpaksa ditunda keberangkatannya. Gara2 kabut asap menyelimuti Tanjungpinang yg membuat jarak pandang kurang dari seribu meter. Apalagi jadual keberangkatan pesawat dari Jakarta yg ane tumpangi itu menjelang maghrib sehingga sampai di Tanjungpinang malam hari. Menambah khawatir kru sehingga akhirnya diputuskan untuk menunda penerbangan hingga besok pagi.

Wah, kasus berat. Karena ini adalah kejadian alam dan menurut UU No. 1 tahun 2011 Tentang Penerbangan bukan merupakan kesalahan dari Maskapai Penerbangan, maka biaya nginep di Hotel menjadi tanggungan masing2 penumpang. Untung bawa duit, untung juga ane bawa baju ganti, untung juga ada kawan jadi nginep di Hotelnya bisa patungan, untung masih belum terlalu malem jadi masih bisa cari makanan, pokoknya masih untung lah.

Sebenarnya gimana sih aturan “tentang visibility below minima” itu? Koq sampe pilotnya gak mau terbang gara2 kabut asap? Gini Bos, visibility below minima itu diatur oleh pemerintah melalui CASR (Civil Aviation Safety Regulation) atau yg kalo dibahasa Indonesiakan adalah PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil). Menurut CASR part 91, apabila tidak ada penetapan visibility minimum dari Otorita Bandara, maka pesawat IFR (Instrument Flight Rules) mengikuti aturan CASR, sebagai berikut :

Untuk pesawat selain helicopter yg memiliki engine 2(dua) buah atau kurang, maka visibility minimum nya adalah 1,6 km alias 1600 m.
Lha kalo pesawat yg punya lebih dari 2 engine, visibility minimum nya adalah 0,8 km alias 800 meter
Dan untuk helicopter, visibility minimumnya 800 meter.

Jadi kalo kasus yg ane alami beberapa waktu yg lalu itu, visibility di Bandara RHF Tanjungpinang dibawah seribu meter ya wajar kalo Pilotnya gak mau berangkat. Pilot harus taat aturan, karena tanggung jawab penerbangan sepenuhnya ada di Pilot.  Kalo Pilot berani melanggar, artinya dia bakal kena sanksi, sanksinya ya macem2 dari sekedar license nya dicabut sementara sampai bisa dicabut permanen, lha itu artinya kan mas pilot gak kerja, kalo gak kerja artinya gak dapet duit, kalo gak dapet duit kan anak istri terlantar gak makan. Jadi kalo ada kejadian seperti ini menimpa ente2 pada, jangan langsung emosi trus nyalahin pilot yg gak mau terbang, doi gak mau terbang ada alasannya Cuy, gak sembarangan, ini demi keselamatan kita semua para penumpang plus kru pesawat. Kalo mau nyalahin, salahin tuh si tukang sate (uuupppsss... sori bukan tukang sate), salahin yg ngebakar lahan di Sumatera dan Kalimantan, mau buka kebon aja koq nyusahin orang banyak.

Dari kejadian tersebut, ane justru dapet pelajaran berharga, salah satunya dalam urusan barang bawaan kalo kita berangkat pake pesawat. Ane selalu masukin pakaian satu stel ke tas (kebetulan yg ane bawa adalah tas laptop) yg ane bawa masuk ke kabin. Dan ternyata disaat tertentu ada gunanya juga. Ane gak harus ngurus bagasi buat ambil baju ganti. Selain itu, ya kita mesti bawa duit lebih untuk kondisi yg tak terduga. Misalnya seperti kasus ini, ane mesti bayar hotel, bayar taksi, beli makan, dan lain2.

Dibalik kesulitan yg Allah berikan kepada kita, ternyata Allah memberikan banyak pelajaran untuk kita agar kita semakin kuat dalam menghadapi hidup, semakin tenang dalam situasi sulit, dan semakin dewasa dalam bertindak.

Semoga bermanfaat...

Delay

Hal yg paling tidak diharapkan oleh penumpang dikala bepergian dengan menggunakan jasa angkutan udara. Apapun itu, yg namanya delay pasti gak enak. Apalagi kalo kita bepergian menggunakan pesawat udara. Terkadang rencana bisa batal gara2 pesawat yg kita tumpangi mengalami keterlambatan.

Tapi perlu kita ketahui juga, bahwasanya delay itu tidaklah murni hanya kesalahan Maskapai Penerbangan. Inilah yg bakal kita bahas kali ini. Kalo pesawat rusak, atau mengalami masalah operasional yg menyebabkan jadual penerbangan harus ditunda, memang, itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari Maskapai Penerbangan yg bersangkutan. Dan pemerintah juga sudah mengeluarkan aturan yg berisi apa2 saja yg menjadi tanggung jawab Maskapai Penerbangan disaat pesawat mengalami keterlambatan. Misalnya kalo terlambat sekian menit, Maskapai Penerbangan harus menyediakan makanan kecil untuk penumpang. Lalu kalo sekian menit harus bagaimana, semua ada bahkan sampai menyiapkan konpensasi uang Rp 300 rebu untuk keterlambatan lebih deri sekian jam. Dan lain sebagainya.

Lha, trus apa2 aja yg menjadi penyebab keterlambatan pesawat yg memang bukan sepenuhnya kesalahan dari Maskapai Penerbangan...??? Yuk, kita bahas satu per satu. Ane akan ambil contoh kejadian2 yg terjadi di Bandara Raja Haji Fisabililah,  dan beberapa kejadian yg ane alami atau saksikan sendiri yg terjadi di Bandara lain.

Beberapa kali ane lihat, pesawat sudah boarding, penumpang belum datang. Dan untuk memberikan pelayanan terbaik, terkadang Maskapai Penerbangan rela menunggu beberapa menit sampai penumpang itu datang. Padahal kan ada aturannya bahwa check in ditutup 30 menit sebelum keberangkatan. Dan perlu diketahui juga bahwa pesawat itu terbang gak cuma Tanjungpinang – Jakarta trus parkir nunggu besok berangkat lagi, gak gitu Cuy. Begitu landing Jakarta, pesawat bakal terbang lagi ke Bandara lain semisal ke Surabaya, trus lanjut ke Makassar, trus lanjut ke Manado misalkan, trus lanjut ke Jayapura. Lha kalo di setiap bandara pesawat mesti delay gara2 nunggu penumpang yg telat datang, semisal 15 menit aja, berarti pesawat tiba di tujuan yg terakhir di Jayapura bisa terlambat satu jam lebih kan. Itu kalo penumpang biasa, lha gimana lagi kalo penumpangnya adalah pejabat? Tidak bisa dipungkiri, bisa lebih dari 15 menit nunggunya. Ini fakta Cuy, bukan mengada-ngada. Kenyataan yg mau gak mau harus diakui.

Itu baru urusan nunggu penumpang, ada lagi Cuy yg gak bisa dihindari yaitu dikala pesawat harus antri untuk mendarat di Bandara2 besar yg padat traffic nya seperti di Jakarta. Lha di Cengkareng itu runway nya cuma dua, yg mau mendarat banyak, yg mau lepas landas juga banyak, mau gak mau kan mesti ngantri. Coba deh bayangin, kalo satu pesawat menggunakan runway memakan waktu 3 menit, lha kalo ada sepuluh pesawat yg akan menggunakan runway, artinya kan pesawat yg kesepuluh terdelay 30 menit.

Belum lagi kalo ternyata di bandara keberangkatan atau Bandara tujuan ada kejadian penting, seperti latihan militer, pergerakan VIP (Presiden atau Wapres), Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat, dan lain2 yg menyebabkan penerbangan harus ditunda. Masih ada lagi Cuy hal yg bisa menyebabkan pesawat delay, misalkan runway rusak karena suatu hal semisal kesamber petir, runway banjir, terjadi bencana alam yg menyebabkan runway gak bisa dipake, atau cuaca buruk dan juga kabut asap yg menyebabkan jarak pandang berkurang.

Terkadang kita sebagai pengguna jasa penerbangan, dalam hal ini sebagai penumpang, menjadi marah, kesel, sebel gara2 pesawat yg kita tumpangi harus delay. Tapi kita sendiri gak mau tau kesulitan yg dihadapi oleh Maskapai Penerbangan. Padahal sebenarnya yg rugi gak hanya kita para penumpang yg terhormat, tapi juga Maskapi Penerbangan termasuk juga Kru Pesawat. Lha kita sampe tujuan langsung bisa istirahat, kalo Kru Pesawat kan gak istirahat, masih harus terbang lagi ke tujuan lain beserta penumpang yg lain lagi. Wajar sih kalo kita kecewa, kita kan dah beli tiket mahal2, maunya ya dapet pelayanan terbaik downk. Ya cuma kita mesti ngeti juga, masih ada orang2 yg lebih lelah dari kita.

Ini tulisan bukannya mau ngebelain Maskapai Penerbangan atawa Kru Pesawat, tapi tujuan ane hanya ingin menambah cakrawala kita terhadap hal2 seperti ini agar kita semakin dewasa dalam menghadapi kejadian2 yg tidak kita harapkan ini. Bukan malah jadi provokator yg justru membuat keruh suasana. Pemerintah sudah membuat aturan, Maskapai Penerbangan harus mentaatinya. Emangnya kalo kita marah2 trus bakar counter chek in, pesawatnya jadi tepat waktu? Ya gak juga Cuy, gak ngaruh, malah bisa jadi gak terbang sama sekali ngurusin chek in counter yg kobong karena kita bakar. Tidak semua keterlambatan adalah kesalahan Maskapai Penerbangan.

Trus gimana kalo ternyata ada Maskapai Penerbangan yg nakal, yg tidak mematuhi aturan yg telah dibuat pemerintah? Solusinya tetep ada, kita bisa melaporkan kejadian ini ke petugas di Bandara yg memang sudah diberi wewenang untuk mengawasi hal2 seperti ini. Ambil contoh di Bandara Raja Haji Fisabilillah, ditempel nomor telepon petugas yg bertanggung jawab untuk menyelesaikan hal2 seperti ini. Atau juga bisa kita beri masukan dan komplain melalui kotak saran yg memang sudah disediakan pihak Maskapai Penerbangan ataupun Bandara.

Nah, gitu Cuy. Jadi jangan langsung emosi dan ngomel2 ke petugas dari Maskapai Penerbangan. Marah dan kecewa itu wajar, namun tidak seharusnya diluapkan dengan sembarangan. Penumpang ingin mendapatkan pelayanan yg terbaik, dan Maskapai Penerbangan sudah pasti ingin memberikan pelayanan yg terbaik agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya. Dan jangan lupa, ada Regulator yg memberikan pengawasan dan saksi bila terjadi penyimpangan, yaitu pemerintah.

Semoga tulisan ini bermanfaat...

Friday, September 6, 2013

AirNav Indonesia


Demi meningkatkan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia, pemerintah mendirikan sebuah perusahaan yg memang khusus hanya untuk memberikan pelayanan navigasi penerbangan bernama Perum LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan). Berhubung namanya agak susah dilafalkan sesusah nama kiper Arsenal Wojciech Szczesny, maka dibuatlah nama yg lebih mudah diingat “AirNav Indonesia” beserta logo nya yg juga keren banget.

Sebelum berdirinya AirNav Indonesia, pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia di diselenggarakan oleh beberapa instansi seperti Angkasa Pura I dan II, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJU) melalui UPT (Unit Pelayanan Teknis) nya, Otorita seperti di Batam, atau Pemerintah Daerah maupun Swasta. Nah setelah AirNav berdiri, maka secara bertahap Pelayanan Navigasi Penerbangan di Indonesia akan diambil alih oleh AirNav Indonesia.

AirNav Indonesia hanya akan fokus pada Pelayanan Navigasi Penerbangan, sehingga Provider2 lain yg sebelumnya melaksanakan Pelayanan Navigasi Penerbangan pun akan fokus pada Pelayanan Jasa Kebandarudaraan saja, dengan begitu diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas terutama dari segi fasilitas dan SDM sehingga memacu meningkatnya pelayanan di masing2 bidang. Lalu siapa pelaku utama AirNav Indonesia? Adalah Air Traffic Controller yg menjadi “starring”nya dibantu oleh rekan2 dari Unit lain seperti AIS (Aeronautical Information Services), Komunikasi Penerbangan, Teknisi Navigasi dan Listrik berkolaborasi menjadi suatu sistem yg saling mendukung dalam memberikan Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan.

Ini adalah sekelumit tentang AirNav Indonesia yg ane adopt dari situs resminya...

Dasar pendirian :

  1. UU No. 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
  2. PP No. 77/2012 tanggal 13 September 2012 Tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI)
Peraturan pelaksana lainnya :

  1. Kepmen BUMN No: SK-15/MBU/2013 Tanggal 16 Januari 2013 Tentang Anggota-anggota Direksi Perum LPPNPI
  2. Surat Dirjen Perhubungan Udara No: AU.313/I/I/DJPU.DNP.2013, tgl 25 Januari 2013 Tentang Pengalihan Tarif, Aset dan SDM Navigasi Penerbangan
Visi :

  • Menjadi partner terpercaya
Misi :

  • Menyediakan layanan lalu lintas penerbangan yang aman, nyaman dan ramah lingkungan
  • Memenuhi ekspektasi pemilik modal dan regulator
  • Meningkatkan mutu, kinerja dan karier personil
Selamat datang AirNav Indonesia, selamat datang era baru penerbangan Indonesia, semoga sukses memberikan yg terbaik untuk Indonesia dan dunia.

Tuesday, September 3, 2013

Tentang "ATC (3)"

Ini adalah kelanjutan dari beberapa tulisan ane yg gak seberapa itu, diawali dari yg pertama Tentang "ATC (1)", lalu dilanjutkan dengan Menara Control di Bandara, dan kemudian Tentang "ATC (2)" yg membahas secara umum mengenai apa itu ATC dan bagaimana dan dimana ATC bekerja, sampai bagaimana caranya menjadi seorang ATC. Kali ini ane akan membahas (eh bukan membahas ding), lebih tepatnya bercerita dan berbagi tentang pengalaman ane sebagai seorang ATC hingga saat ini.

Ane baru jadi ATC sekitar 13 tahun. Masalah pengalaman, kalo dibandingkan dengan temen2 dan senior2 ane di tempat lain, ibarat kata pengalaman ane tuh hanya sehelai daun di dalam rimba belantara hutan amazon. Tapi gak ada salahnya kan, kalo ane bercerita sedikit tentang beberapa pengalaman selama 13 tahun jadi ATC yg gak seberapa ini. Yuk kita mulai Cyiiinnnnn...

Magang Di Halim
Ane lulus PLP Curug tahun 1999, sembari nunggu SK CPNS keluar, ane magang di Halim. Itung2 nambah pengalaman, nambah wawasan, nambah ilmu, nambah teman, dan yg paling asik adalah nambah isi dompet (dapet honor woy...). Banyak hal2 baru yg ane dapatkan di Halim, dari mengenal berbagai macam tipe pesawat, cara menangani tranning flight, military flight, VVIP movement, formation flight, aerobatic flight, dan lain2. Halim is the best lah pokoknya (two thumbs up).

Penempatan di Bandara Kijang yg sepi
Alhamdulillah, SK CPNS ane akhirnya keluar juga. Ane dapet penempatan di Bandara Kijang Tanjungpinang. Bulan Agustus 2000, ane berangkat ke lokasi Tentang "Kisah Pendaratan Pertama di Pulau Bintan" dan mendapati Bandara yg menjadi tempat ane bekerja ternyata gak ada pesawatnya alias sepi. Pada saat itu pesawat berjadual yg terbang ke Bandara Kijang tercinta cuma dua kali seminggu, hari Senin sama Kamis aja, itupun cassa 212 yg menerbangi rute perintis ke pulau Matak dan Natuna. (aihhhh... nelongso banget...)

Banda Aceh (TNI Polri vs GAM)
Lantaran sepi, akhirnya kami para ATC baru Bandara Kijang yg masih trengginas dan ganas2 ditugaskan ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) di Banda Aceh. Pada saat itu Bandara SIM gak punya ATC organik. Jadi akhirnya kami2 lah yg dikirim kesana untuk menjadi teman para pilot di ruang udara Banda Aceh. Sebuah pengalaman yg unik dan tak terlupakan karena dinas ditemani oleh mas2 Tentara anggota Paskhas TNI AU yg mukanya serem2 ditambah lagi sambil megang senapan SS1 plus granat manggis di pinggangnya. Ditambah suara rentetan senapan mesin dan ledakan granat disaat terjadi kontak senjata antara TNI/ Polri versus GAM yg menambah indah suasana. (APAAA...??? INDAHHHHH...???) Banda Aceh memang penuh kenangan, kenangan dikagetin sama suara ledakan granat yg menggelegar di siang hari beberapa puluh meter dari bagunan Tower tempat ane bertugas. Kenangan ngeliat keringat kawan segede-gede jagung lantaran nyaris diculik sama GAM. Tapi biar bagaimanapun gak bisa dipungkiri bahwa Aceh kala itu telah menambah warna dari pengalaman ane yg gak bisa dibayar dengan apapun juga.

Banda Aceh (Tsunami)
Tanggal 26 Desember 2004 telah terjadi gempa yg hebat di bagian utara pulau Sumatera yg menyebabkan terjadinya Tsunami yg melanda sebagian besar wilayah provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Sekali lagi ane ditugaskan ke Banda Aceh untuk misi yg berbeda, “Kemanusiaan”. Itulah untungnya jadi ATC, disaat tiket pesawat susah karena memang banyak sekali yg berangkat ke Aceh, ane tinggal tunjukin aja surat tugas ane ke Garuda Indonesia, langsung deh dapet tiket. Misi kali ini lumayan berat, lantaran Bandara SIM menjadi pintu masuk pesawat2 yg membawa bantuan untuk korban Tsunami. Luar biasa, pergerakan pesawat yg banyak tidak didukung oleh fasilitas yg baik lantaran beberapa fasilitas vital banyak yg rusak akibat gempa. Dinas di Tower darurat, sarapan nunggu nasi bungkus yg dibawa Garuda dari Medan (saat itu warung makan blm banyak yg buka), tidur di kantor (darurat karena gak ada Mess), wah pokoknya darurat banget dah. Banyak hal baru yg ane pelajari disana yg tidak ane dapatkan ketika masih di Pendidikan dulu. Ngurusin FlightPlan, Pengaturan Slot Time, pengaturan parkir pesawat, pengaturan pesawat datang dan berangkat (Non Radar), mana dialek Bahasa Inggris pilot2 asing kan beda2 (logat orang Jepang, Rusia, Inggris, Ostrali, dll berbeda) membuat ane harus lebih konsentrasi penuh pada saat bertugas. Sekali lagi ini adalah pengalaman mahal, sangat2 mahal buat ane. (gak lebay neh, kenyataan...)

Dinas Rambo
Ini juga seru, seseru tembak2annya Rambo lawan Vietkong di Pilem. Tahun 2004, Briefing Office (BO) kosong ditinggal petugasnya sekolah di Medan selama lebih kurang sembilan bulan. Eh, personil ATC juga kurang lantaran banyak juga yg sekolah dan tugas luar. Akhirnya kami yg di Tower merangkap dinas di BO. Dinas sendiri di Tower, begitu pesawat landing, turun ke BO trus nungguin pilotnya isi FlightPlan. Habis kirim FlightPlan, naik lagi ke Tower sampe pesawat berangkat, trus turun lagi ke BO kirim Departure Message. (lumayan naik turun tangga, badan sehat betis gede)

Pesawat Nyungsep
Lha kalo ini jangan sampai terulang kembali, baik kepada ane maupun temen2 sesama ATC, sedih Cuy. Pernah suatu hari ada pesawat yg melakukan Test Flight di Utara Pulau Bintan dan ane adalah petugas ATC di Radar. Awalnya semua berjalan normal, sampai suatu saat target pesawat hilang dari Radar, dan Pilotnya ane panggil2 gak jawab. Perasaan gak enak, ane minta bantuan temen ATC Batam untuk menghubungi operator pesawat. Ternyata, dapet laporan, pesawat tersebut jatuh di pesisir pantai pulau Bintan. Innalillahiwainnailaihirojiun, Pilot beserta kru yg lain meninggal, pesawat hancur.

Freeze...
Otak beku, gak bisa mikir, panik, terdiam, terpaku, terbelenggu, jatuh, dan terinjak (lebaayyyyyy...) Ini kejadian pada waktu ane masih magang di Halim, masih under supervisi, masih hijau, masih lugu. Hari itu adalah hari Sabtu, dimana banyak pesawat yg melakukan trainning dan joy flight. Saat itu ada 9 pesawat yg contact Tower, dalam waktu yg hampir bersamaan. Satu ingin begini, satu ingin begitu, yg lain maunya gini satu lagi mau itu, pokoknya ane jadi bingung (sampe kepala gak gatel pun digaruk-garuk) karena blm pernah menghadapi keadaan begini. Ane panik dan gak bisa ngapa2in, untung supervisor ane cepat tanggap, mic yg ane pegang langsung disamber, semua pesawat diatur sedemikian rupa, satu persatu sampai tuntas. (alhamdulillah, ane kena omel)

Banyak suka duka yg ane dapatkan dari menjadi ATC, dari susahnya kalo dinas sendirian karena kekurangan personil (pada saat itu), nahan laper gara2 pesawat delay, nahan pipis pas ada pesawat lagi trainning “touch and go”, bahkan kadang2 gak tahan akhirnya pipis di botol aqua (gak ada yg liat ini), sampe kenal deket dengan pilot2 TNI AL jadi bisa numpang ke Batam gratis pake Nomad atau Cassa 212, yg enaknya lagi kalo pas patroli ke Selat Malaka trus lanjut ke Medan, dapet oleh2 Bika Ambon  sama Manisa Jambu (makasih mas pilot), macem2 dah pokoknya. Tapi apapun kendala yg dihadapi, tetep lebih banyak sukanya. Apalagi di daerah, banyak waktu senggang yg bisa dimanfaatkan untuk hal2 lain yg positif, tinggal gimana kita menikmatinya aja.

Alhamdulillah, sampe dengan saat ini ane gak ada pikiran untuk beralih profesi, malah kalo bisa ya tetep jadi ATC lah. Itulah sedikit pengalaman ane selama 13 tahun jadi ATC ganteng. Seperti yg ane sampaikan di paragraph dua, pengalaman ane kalo dibandingin sama temen2 yg laen ibarat kata hanya seperti sehelai dauh di belantara hutan amazon, gak ada apa2nya. Berhubung ini Blog ane yg punya, ya yg ane ceritain ya pengalaman ane, biar ane jadi terkenal. :p


Bandara Raja Haji Fisabilillah

Bandara Raja Haji Fisabilillah adalah sebuah Bandara yg terletak sekitar 12 km dari pusat kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Dulunya bernama Bandara Kijang, namun setelah tahun 2008 berganti nama menjadi Bandara Raja Haji Fisabilillah. Nama Raja Haji Fisabilillah diambil dari nama seorang tokoh Kerajaan Melayu Tanjungpinang yg juga merupakan Pahlawan Nasional.

Bandara Raja Haji Fisabilillah dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero) dan saat tulisan ini dibuat telah diterbangi oleh beberapa airline domestik antara lain Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Lion Air yg melayani rute Jakarta – Tanjungpinang PP, serta Sky Aviation yg melayani rute Pekanbaru – Tanjungpinang PP dan Tanjungpinang – Matak PP.

Status Bandara Raja Haji Fisabilillah adalah Bandara Internasional dan beberapa waktu yg lalu sempat melayani penerbangan berjadual Tanjungpinang – Melaka PP walaupun akhirnya ditutup karena suatu hal oleh maskapai penerbangannya. Kini Bandara Raja Haji Fisabilillah hanya melayani penerbangan internasional tak berjadual saja dan diharapkan suatu hari nanti Bandara Raja Haji Fisabilillah dapat kembali melayani penerbangan internasional berjadual.

Bandara Raja Haji Fisabilillah memiliki panjang landas pacu 2056 meter dengan lebar 45 meter yg sanggup melayani pesawat jenis Boeing 737 seri 300. Bahkan beberapa kali melayani pesawat Boeing 737 seri 800 (dengan kapasitas yg dibatasi) saat membawa rombongan Presiden RI. Apron Bandara Raja Haji Fisabilillah hanya sanggup menampung 3 pesawat Boeing 737 seri 300.

Meningkatnya status Kota Tanjungpinang menjadi Ibukota Provinsi Kepulauan Riau berdampak meningkatnya jumlah pergerakan penumpang dan barang yg melalui Bandara Raja Haji Fisabilillah dan memaksa Bandara untuk segera dikembangkan. Pihak Pemerintah Pusat dan Daerah sangatlah mendukung pengembangan Bandara Raja Haji Fisabilillah, sehingga dibangunlah Terminal Baru dengan kapasitas yg lebih besar dan fasilitas yg lebih modern. Rencananya peresmian Terminal Baru Bandara Raja haji Fisabilillah akan dilaksanakan akhir tahun 2013 ini. Segala sesuatu dilaksanakan dengan koordinasi yg apik antara pihak Angkasa Pura II selaku pengelola dengan Pemerintah Daerah demi kelancaran pembangunan dan pengembangan Bandara Raja haji Fisabilillah.

Dengan meningkatnya kapasitas dan fasilitas Bandara Raja Haji Fisabilillah, diharapkan memiliki dampak positif pada peningkatan ekonomi, pariwisata, dan pembangunan di Kota Tanjungpinang dan juga Pulau Bintan serta Pulau2 lain di Provinsi Kepulauan Riau. Pelayanan terhadap pengguna jasa penerbangan dapat lebih maksimal sehingga tercipta suasana penerbangan yg selamat, aman, dan nyaman.

Semoga cepat terealisasi tanpa ada rintangan berarti. Maju terus Bravo Bandara Raja Haji Fisabilillah...!!!  


Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...