Monday, January 5, 2015

Tentang ATC (6) “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

Komentar kawan2 yg awam tentang ATC, “Langit itu kan luas, jadi buat apa ada ATC...??? Sedih juga sih dengernya. Tapi ya gimana lagi, itu kan ucapan dari kawan yg memang belum mengetahui tentang apa itu profesi ATC. Ada istilah “tak kenal maka tak sayang” berlaku dalam hal ini. Coba kalo ente2 pada terutama cewek2 cantik kenal sama profesi ATC, udah pasti ente2 bakal sayang sama ane. :p

ATC itu profesi yg tak dikenal, dan sampai dengan saat ini 100% anak SD yg ane tanya cita2nya kalo gede nanti jadi apa, semua gak ada yg bilang pengen jadi ATC. Di Indonesia, ATC belum menjadi profesi populer seperti halnya Pilot, Dokter, Pramugari, Arsitek dan lain2. Kenapa ane bilang di Indonesia, soalnya berapa kali ane ketemu sama bule trus kenalan, dan ane bilang ane ATC, responnya luar biasa, ane langsung disalamin dan ngobrolnya jadi asik (dalam hati ane, hebat bener ATC di mata mereka). Lha ane ngobrol sama orang kita, ane ngaku ATC, malah ditanya, apaan tuh mas? Hadewhhhh... sedih hati ini jadinya... :(

Bahkan ane sendiri dulu waktu daftar masuk PLP Curug dan memilih pendidikan ATC juga sebenarnya gak tau apa itu ATC. Yg ane tau cuma ATC itu kerjanya di Menara Pengawas, trus contact2 sama pesawat. Sedikit ane jelaskan tentang ATC secara garis besar, setidaknya MasBro2 dan MbakBro2 sekalian kenal apa itu ATC, biar pada sayang...

ATC dan Pilot memiliki hubungan yg sangat spesial. Apa yg dikatakan oleh Pilot, ATC selalu percaya, dan apa yg dikatakan oleh ATC, Pilot juga percaya, padahal mereka gak saling kenal. Dasar hubungan mereka adalah keselamatan penerbangan. Dan yg harus digaris bawahi, tidak ada yg lebih hebat satu sama lain. mereka saling membutuhkan. Penerbangan adalah sebuah sistem, semua saling membutuhkan, tidak ada starring seperti di pilem Rambo. Semua sama, sama2 hebat dan sama2 berguna untuk orang banyak.

ATC bekerja di beberapa tempat yg dinamakan ATS Unit (Air Traffic Services Unit) sesuai dengan rating yg dimiliki. ATS Unit itu salah satunya ya Menara Control atau Tower, yg kalo bahasa penerbangannya ya Aerodrome Control Tower (ADC). Ada lagi yg namanya Approach Controll Office (APP) dengan wilayah tanggung jawab yg lebih luas dari Tower. dan yg paling luas lagi namanya Area Controll Center (ACC).

Setiap pesawat terbang selalu berkomunikasi dengan ATS Unit yg dilewatinya. ATC dan Pilot punya bahasa komunikasi yg diatur oleh organisasi penerbangan dunia (ICAO/ International Civil Aviation Organization). Di Indonesia, bahasa yg digunakan berbasis bahasa Inggris dan kata2nya sudah diatur. Gak bisa sembarangan ngomong kayak kita ngomong sama kawan, semua sudah baku. Namanya “Phraseology”.

Pilot meminta ijin kepada ATC, ATC memberikan instruksi. Kenapa begitu? Karena ATC yg lebih tau posisi2 pesawat yg berada di wilayah kendalinya. ATC bertugas menghindarkan pesawat dari saling bertabrakan di udara.

Apakah pilot bisa minta ijin untuk melakukan manuver atau melakukan perubahan arah? Misalnya meminta ijin kepada ATC untuk bergeser ke kiri sekian Nautical Mile. Jawabannya adalah “BISA...!!!” sepanjang permintaan pilot itu justifikasinya jelas dan bisa dipertanggung jawabkan.

Terkadang Pilot meminta ijin kepada ATC untuk bergeser dari rutenya karena menghindari cuaca, ATC pasti mengijinkan, dengan catatan tidak ada pesawat lain yg berpotensi bertabrakan dengan pesawat tersebut. Atau bahkan ATC sebelum memutuskan memberi ijin, harus berkoordinasi dengan ATS Unit yg akan dilewati pesawat tersebut terkait koordinasi apakah ada pesawat lain yg berpotensi konflik dengan pesawat tersebut. Jd kasi ijinnya gak bisa sembarangan juga. Selamat dari cuaca, eh malah gak selamat deri pesawat lain, kan berabe...

ATC melakukan tindakan berdasarkan aturan, bukan berdasarkan persahabatan dengan Pilot. Dalam sebuah penerbangan, komunikasi tidak hanya dilakukan oleh Pilot dan ATC, namun komunikasi juga dilakukan oleh ATC antar ATS Unit yg bertetangga yg dilewati oleh penerbangan tersebut. Itu yg namanya koordinasi.

Koordinasi antar ATS Unit itu macem2, antara lain berupa informasi tentang penerbangan tersebut, aircraft callsign, aerodrome of departure, flight level, estimate, destination, dll. Bahkan apabila penerbangan tersebut mengalami masalah yg menyebabkan pesawat harus mengalihkan tujuan, tetep ATS Unit berkoordinasi dengan ATS Unit tujuan baru pesawat tersebut termasuk ke ATS Unit yg seharusnya dilewati (tp gak jadi lantaran tujuan berubah) pesawat tersebut.

ATC itu pekerjaan dengan resiko tinggi, makannya gak bisa sembarangan dalam bekerja, harus sesuai dengan SOP (Standard Operation Prosedure), harus sesuai dengan aturan, baik yg dikeluarkan oleh pemerintah selaku regulator, maupun ICAO.

Gak cuma itu, setahun sekali petugas ATC harus menjalankan medical check up. Masih ada lagi Bro, setiap 6 bulan, petugas ATC harus malaksanakan performance check. Dan minimal tiga tahun sekali, petugas ATC harus mengikuti ujian bahasa Inggris. Jadi performa seorang petugas ATC harus tetep dijaga kualitasnya dalam periode tertentu. Dan masih banyak pelatihan2 yg harus diikuti oleh petugas ATC untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan kinerjanya.

ATC itu unik. ATC itu pekerjaan yg memacu adrenalin, ATC harus dapat memecahkan masalah dengan cepat, tepat, dan selamat. Dan gak ada toleransi. Sebagai contoh, separasi atau jarak antar pesawat adalah 10 NM, kalau ternyata yg terjadi hanya 9 NM, itu sudah merupakan insiden. Padahal pesawatnya gak tabrakan lho dan Pilotnya pun juga gak komplain. Artinya apa? Artinya ATC dalam berkerja harus sempurna. Gak boleh salah, karena sedikit saja kesalahan, itu merupakan ruang untuk terjadinya accident. Gila kan...???

ATC bertugas mencegah terjadinya tabrakan antar pesawat. Tidak cukup segitu, ATC juga berperan mencegah tabrakan antara pesawat dengan benda lain seperti kendaraan, gedung, dan bahkan gunung. Masih ada lagi sodara2, ATC juga berperan memperlancar arus lalu lintas penerbangan, sehingga penerbangan bisa menjadi efisien dan tentunya hemat energi. Eh, masih ada lagi Bray, ATC jg berperan dalam memberikan Alerting Service.

Seperti yg ane sebutkan di awal tulisan, profesi ATC itu memang gak sepopuler Pilot, Arsitek, Dokter, dll, namun biar bagaimanapun, ane bangga menjadi seorang ATC. Dan bahkan sampai skrg udah gak aktif sebagai Controller, ane tetep bangga dan ngaku sebagai ATC. Dalam penerbangan, ATC mempunyai peranan vital dalam menjaga keselamatan penerbangan.

Semoga tulisan ane yg gak seberapa ini bisa memperluas cakrawala MasBro2 dan MbakBro2 sekalian mengenai dunia penerbangan.

Monggo dibaca juga tulisan ane sebelumnya :


Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...