Wednesday, September 24, 2014

Tentang "ATC" (5) Bergeser ke Manajerial

Kalo menurut ane, di tahun 2010 ane udah berada di zona nyaman. Jadi Radar Controller Supervisor (RCS) yg gradenya sama dengan Pak Junior Manager. Bukan pejabat, tapi levelnya sama dengan pejabat, manteb banget kan. Kerja shift cuma 6 jam, habis itu pulang bisa melakukan kegiatan lain.

Gak pernah terpikir untuk meninggalkan status sebagai ATC aktif. Karena menurut ane gak ada pekerjaan yg lebih nikmat selain menjadi seorang ATC. Tapi tenyata tidak semuanya sesuai dengan rencana. Tahun 2012, Pak Junior Manager yg selama ini jadi bos ane mesti berangkat sekolah ke STPI selama setahun. Mau gak mau ane harus jadi Pelaksana Tugas Junior Manager bergantian dengan rekan sesama RCS di Tanjungpinang.

Dapet tanggung jawab baru, dapet masalah baru. Ternyata kerjaan Junior Manager itu banyak juga. Pada saat itu selain ngurusin temen2 ATC, juga ngurusin temen2 di BO. Ditambah lagi Operasi Bandara, pada saat itu Pelayanan Operasi dibawahi seorang Junior Manager yg mengurusi dua Unit, yaitu Operasi LLU dan Operasi Bandara. Baru deh ane sadar, ternyata dunia itu luas. Ternyata ilmu ane masih cetek.

Kalo urusan Operasi LLU, bisa dikatakan emang hari2 ane kerjain, tapi urusan Ops Bandara bener2 ilmu yg baru. Ane mesti banyak belajar dan bertanya sama yg expert dan pengalaman. Ngurusin TIS ( Terminal Inspection), Level of Services, Data Angkutan Udara, pergerakan penumpang dan barang, ngurusin Informasi Bandara, dan yg paling berat itu ngurusin Apron, udahlah Apronnya kecil, pada waktu2 tertentu pesawat yg dateng banyak sampe harus puter otak buat ngaturnya.

Belum lagi kalo pesawat delay, ada beberapa penumpang yg jadi provokator dimana kita harus memastikan kondisi di terminal keberangkatan tetap kondusif. Dan sampe ke hal2 yg terkecil yg berkaitan dengan kepuasan pelanggan, seperti suhu ruang tunggu keberangkatan dan wangi2an di kamar mandi. Blm lagi ngurusin PAS Bandara dan segala tetek bengeknya, termasuk ijin masuk kendaraan dan Tanda Ijin Mengemudi bakal supirnya, ditambah lagi ane harus memastikan bahwa kendaraan yg masuk ke Apron knalpotnya harus dipasangi flame trap.

Wah, macem2 dah. Pada awalnya terasa berat dan ngeselin, karena ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Lha kalo di ATC kan ane paling senior, kalo mau negur anggota kan gampang, tua ane soalnya, lha kalo di OpsBan kan pada saat itu mbah2 semua, mesti bisa menempatkan diri supaya operasional berjalan lancar dan suasana kerja tetep kondusif.

Ternyata dunia itu luas, ternyata masih banyak tentang dunia penerbangan yg ane blm ketahui. Ternyata ini, ternyata itu. Perlahan2 ane belajar, sembari bertanya2 sama yg ahli. Tekadang keputusan yg ane buat salah, tapi ane anggap itu adalah bagian dari proses pembelajaran. Sembari jadi Junior Manager (cadangan), ane tetep melakukan fungsi sebagai ATC aktif melayani penerbangan di APP Tanjungpinang.

Sampe setahun berjalan dan Pak Bos kembali dari sekolahnya yg panjang itu, ane balik lagi jadi RCS. Ada banyak pelajaran berharga selama ane jadi Junior Manager pengganti, dimana salah satunya adalah “alexander soewondo” yg gak seberapa ini. Dan satu hal, ternyata ATC aja gak cukup, dunia penerbangan sangatlah kompleks, selalu belajar dan bertanya kepada yg ahli adalah yg terbaik yg bisa dilakukan. Dan harus terus update informasi terkait permasalahan di lapangan, perundang-undangan, aturan2 dan juga segala informasi penting lainnya.

Namun ternyata status sebagai RCS gak lama sodara2. Tahun 2013 ATS berpisah dari Bandara bergabung dengan AirNav Indonesia, sebuah perusahaan baru yg bergerak khusus melayani navigasi penerbangan. Bos ane naik jadi Distrik Manager dan beberapa bulan kemudian ane mendapat amanah menjadi ATS Operation Junior Manager. Namun berbeda dengan yg ane jalani pada saat itu, kali ini yg ane urusin hanya ATS aja.

Akhirnya ane meninggalkan status sebagai ATC aktif, namun ane tetep maintain rating supaya rating ane gak ilang. Walaupun bukan ATC aktif, namun setidaknya yg ane urusin adalah rekan2 ane para ATC. Semua punya tugas masing2, kalo ATC bertugas dibelakang mickrophone memberikan pelayanan kepada pesawat, kalo ane skrg bertugas dibelakang mereka para ATC membantu memberikan dukungan dan fasilitas agar rekan2 ATC Tanjungpinang bisa bekerja dengan baik dan penuh keceriaan.

No comments:

Post a Comment

Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...