Monday, April 13, 2015

Penumpang Gelap

Ini dia, sempet membuat heboh dunia persilatan (sorry, maksud ane dunia penerbangan), adanya penumpang gelap yg menyusup dalam ruang roda pesawat, dan ikut dalam penerbangan dari Pekanbaru ke Jakarta. Aksi nekat yg bener2 membuat ane bertanya-tanya, apa motivasi “penumpang gelap” ini masuk ke ruang roda pesawat.

Sebutla si “Bunga”, penumpang gelap ini, menurut beberapa artikel yg ane baca di media massa, sebelum melancarkan aksinya, doi mempelajari dulu cara2 menumpang secara ilegal ke dalam pesawat udara. katanya sih lihat di internet, dan survey lapangan, mempelajari (bahasa gaulnya : ngegambar) kondisi lapangan supaya aksi yg dilancarkan bisa berjalan dengan sempurna. Dan ternyata bener kan, aksinya berjalan dengan sempurna. Si “Bunga” berhasil masuk dan menyusup ke dalam ruang roda pesawat dan ikut penerbangan ke Jakarta.

Sampe sih di Jakarta, tapi nyawa nyaris melayang. Kondisi tubuh si “Bunga” lemah dan dari telinganya keluar darah. Trus ditangkep pula sama keamanan Bandara. Diinterogasi, ditahan, dan gak tau lagi trus diapain. Yg jelas doi sukses masuk tipi, walaupun dengan cara yg gak baik.

Nah, yg jadi pertanyaan ane, koq doi bisa masuk ya ke Bandara? Padahal Bandara kan dipagerin, pagernya tinggi, trus ada duri2nya, trus karatan pulak. Gak cuma itu, emangnya doi gak belajar fisika ya? Tekanan udara di atas (30 ribu feet) dengan tekanan udara di darat kan beda. Kerapatan udaranya juga berbeda lho. Masih syukur bisa bernafas dan cuma keluar darah aja dari telinga, resiko nyawa melayang jg menghantui soalnya.

Belum lagi resiko jatuh dan kalaupun gak jatuh, suhu udara di ruang roda pesawat pasti panas banget tuh. Gesekan ban pesawat dengan runway kan menghasilkan panas, dan pada saat setelah lepas landas, roda dilipat masuk, artinya suhu ruangan roda pesawat juga menjadi panas.

Itu dari sisi keselamatan si pelaku. Kalo dari sisi keselamatan dan keamanan pesawat, ada kemungkinan pelaku melakukan sabotase terhadap pesawat. Artinya keselamatan pesawat dan isinya terancam. Walaupun doi cuma numpang aja, tapi kalo sempet doi pengsan trus tubuh doi tanpa sengaja mengganggu kerja sistem hidrolik ataupun kabel2 pesawat, kan berabe juga bro. Nyawa sekian banyak orang jadi beresiko melayang.

Tapi ini juga pelajaran buat kita semua, baik orang awam penerbangan, insan penerbangan, kejadian ini banyak hikmah yg bisa kita ambil. Buat pelaku, aksi seperti ini tidak hanya membahayakan nyawa pelaku saja, namun nyawa orang banyak, terutama penumpang dan kru pesawat tersebut. Gak cuma itu, gara2 aksi pelaku, GM Bandara SSK II yg baru hitungan hari dilantik, langsung kena copot, padahal ane yakin doi belum paham2 kali tentang Bandara yg dipimpinnya. Walaupun itu adalah resiko jabatan, namun kesian juga sih bapak itu, baru aja dilantik, eh udah kena copot.

Pelajaran buat pengelola Bandara, aksi pelaku secara tidak langsung telah membuktikan bahwa sistem keamanan Bandara belum sempurna, masih bisa ditembus. Pagar parimeter masih bisa dibobol orang luar, keamanan Bandara kecolongan. Artinya pengawasan harus ditingkatkan, dan kesiapan fasilitas keamanan harus terus dijaga.

Trus ini tanggung jawab siapa? Ya tanggung jawab semua, termasuk orang2 yg tinggal di lingkungan Bandara. Kalo melihat ada orang, hewan, atau sesuatu yg berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan penerbangan, agar segera melapor kepada pihak pengelola Bandara. Pengelola Bandara tidak akan sanggup menjaga keselamatan dan keamanan Bandara tanpa dibantu oleh masyarakat dan juga orang2 yg bekerja di lingkungan Bandara.

Ini adalah tanggung jawab kita semua...

No comments:

Post a Comment

Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...