Wednesday, October 2, 2013

Lha, Jendela Daruratnya Dibuka Penumpang

Lagi hot neh sekarang, kasus baru yg mewarnai dunia penerbangan di negara kita tercinta. Beberapa hari yg lalu, santer berita di tipi dan koran serta media online tentang penumpang sebuah Maskapai penerbangan yg dengan penuh percaya diri dan tanpa paksaan dari pihak lain membuka pintu darurat pesawat yg ditumpanginya. Lha, kasusnya gimana tuh?

Jadi penerbangan yg memang sudah tertunda itu terpaksa sampai dibatalkan lantaran ada penumpang yg membuka jendela darurat. Menurut ane, ada dua macam penumpang yg bisa membuka jendela darurat di pesawat, yg pertama adalah “Penumpang Warrior”, penumpang yg berinisiatif cepat membuka jendela darurat beberapa saat setelah pesawat melakukan pendaratan darurat untuk evakuasi penumpang. Penumpang yg model gini patut diberi apresiasi lantaran aksinya menyelamatkan banyak nyawa. Nah, kalo yg kedua adalah “Penumpang Gila”. Lha, koq disebut penumpang gila? Ya iyalah, lha wong gak ada apa2 koq jendela daruratnya dibuka.

Untuk kasus yg terjadi beberapa waktu yg lalu, siapa yg harus dipersalahkan? Apakah Maskapai Penerbangannya? Atau penumpangnya? Atau malah salah guwehhhhh...???

Salah dua2nya tuh, ya Maskapai Penerbangan, ya penumpang juga salah. Maskapai Penerbangan ane bilang salah lantaran menelantarkan penumpang. Gile aje, udah tutup pintu eh AC nya kagak idup2, ya penumpang kepanasan. Penumpang kan naik pesawat, beli tiket mahal2 kan tujuannya untuk bepergian dengan selamat, aman, dan nyaman serta cepat pula sampai di tujuan, bukannya dijadiin ikan pepes di dalam pesawat. Daya tahan manusia terhadap panas kan ada batasnya, kalo 5 menit, 10 menit masih bisa tahan. Lha kalo lebih dari 30 menit ya mana tahan bos. Apalagi pesawat kan bukan Metro Mini yg jendelanya bisa dibuka. Wajar kan kalo ada penumpang yg berinisiatif membuka jendela darurat demi udara segar yg penuh kedamaian.

Penumpang juga salah, jendela darurat itu kan perangkat keselamatan, dan hanya digunakan dalam kondisi darurat untuk evakuasi penumpang disaat darurat. Dan perlu diketahui, kalo jendela darurat udah dibuka, nutupnya tidaklah semudah membukanya. Kan di aturan keselamatan penerbangan yg diperagakan oleh awak kabin dan juga yg tertera di kartu petunjuk keselamatan hanya mengajarkan cara membukanya, namun tidak ada cara menutupnya kembali. Coba deh ente2 perhatiin kalo naik pesawat, kan mbak2 pramugari hanya mengajarkan cara membuka jendela darurat. Mana ada yg ngajarin cara nutup jendela daruratnya. Ane rasa itu Mbak2 Pramugari yg cantik2 dan ramah2 itu juga gak tau cara masang balik tuh jendela darurat.

Lha kalo pesawat udah bergerak, dan jendela darurat terbuka, artinya penerbangan harus ditunda atau dibatalkan. Kan kru pesawat yg tercinta pada gak bisa masang balik tuh jendela darurat. Buka nya gampang, tapi masangnya susah dan butuh bantuan teknisi pesawat yg terlatih. Jadi intinya jendela darurat bisa sangat mudah dibuka, namun sangatlah sulit untuk dipasang balik. Jadi kalo kita mau buka jendela darurat, ya kita mesti siap tuh pesawat kagak jadi terbang.

Ini pelajaran berharga buat semuanya. Ya buat Maskapai Penerbangan selaku operator pesawat, buat para penumpang, dan juga buat kita semua agar bertindak lebih hati2 lagi. Maskapai Penerbangan harus memberikan pelayanan yg terbaik buat penumpangnya. Jangan sampai penumpang menderita di pesawat. Ingat, penumpang itu beli tiket pake duit, bukan pake krupuk. Lha, penumpang juga harus hati2 dalam bertindak. Jangan sembarangan dan gegabah, apalagi menyangkut barang2 yg berhubungan dengan keselamatan penerbangan. Jangan sampai terjerat sama aturan yg bisa merugikan diri sendiri. Lha kalo begini kan penumpang juga yg rugi, udahlah penerbangan tertunda, kena tuntut pula sama Maskapai Penerbangan. 

2 comments:

Pendaratan Pertama di Pulau Bintan

Mencoba mengenang kembali kisah dua puluh tahun yang lalu, saat dimana ane dan seorang teman berangkat meninggalkan Jakarta menuju ke Pulau ...